top games Wanita Juga Bisa Jadi Lifter Handal |
- Wanita Juga Bisa Jadi Lifter Handal
- Membandingkan Indonesia dengan negeri tetangga sebelah.
- Streak, Andalan Android Baru Dari Dell
- Empat Lifter Latihan di Korsel
- Karate Indonesia Dijajal Malaysia
- 9 Negara Asing Ramaikan TdI 2010
- Jakarta Casual: ISL Look Back
- Empat Lifter Training ke Korsel
- Dell Streak Meluncur di Indonesia
- <b>INDONESIA</b> GP Gold – Ratchanok strikes again
- Indonesia Gagal Tambah Gelar
- VGI - Home
- <b>Indonesia</b> Today: SEA <b>Games</b> Council Meeting in Jakarta
Wanita Juga Bisa Jadi Lifter Handal Posted: 18 Oct 2010 04:55 PM PDT JAKARTA (Pos Kota) – Selain ingin mempersembahkan yang terbaik untuk Indonesia di ajang Asian Games XIV, November mendatang, lifter Sinta Dharmariani rupanya juga punya misi lain. Atlet asal Bali ini juga ingin membuktikan kepada kaun hawa, bahwa seorang wanita bisa menjadi lifter yang dapat diandalkan. Bagi sebagian besar kaum hawa, cabang olahraga angkat besi merupakan hal yang meyeramkan yang selama ini didominasi oleh kaum lelaki. Selain identik mengandalkan kekuatan otot, kebanyakan wanita enggan menjadi lifter, karena takut bisa merusak kemolekan tubuh mereka. Namun ketakutan itu tidak berlaku bagi Sinta. Atlet yang kini tengah fokus menjalani pelatihan nasional (pelatnas) untuk Asian Games XIV di Guangzhou ini, justru mempunyai misi pribadi di negeri Cina nanti. Selain ingin memberikan yang terbaik demi mengharumkan nama bangsa, atlet putri bernama lengkap Ni Luh Sinta Dharmariani tersebut ingin membuktikan bahwa kaum wanita juga bisa menjadi lifter. "Sebagai seorang atlet saya merasa prihatin melihat minimnya animo para wanita untuk menjadi seorang atlet angkat besi. Selain takut bisa merusak penampilan tubuh mereka, olahraga ini juga dianggap masih menyeramkan bagi mereka," kata Sinta kepada Pos Kota di sela-sela pelatnas di Senayan, Jakrta, Senin (18/10). "Saya kemudian terpanggil untuk ingin membuktikan betapa seorang wanita juga bisa menjadi seorang lifter yang bahkan bisa mengalahkan kaum pria menjadi alet yang dapat diandalkan," tambah putri dari mantan lifter di era 80-an, Made Sudarmawan. Selan itu, Sinta juga mengungkapkan bahwa targetnya untuk dapat meraih medali di ajang Asian Games tidaklah muluk. "Saya tidak ingin mengatakan bahwa saya yakin bisa meraih medali. Tapi saya akan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia," tegas atlet yang juga tercatat sebagai staff Biro Umum Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga tersebut. Bicara soal medali, selama ini Sinta telah mempersembahkan berbagai medali di kelas 75 kg. Sebuah perunggu berhasil digondolnya di ajang SEA Games Manila 2005 dan Asian Games 2006. Selanjutnya sebuah medali emas berhasil diraihnya di ajang SEA Games 2007. Terakhir, Sinta yang menjalani debutnya dikelas 69 kg, bisa menyumbangkan medali perak di SEA Games Laos, 2009 lalu. "Akan ada banyak faktor yang dapat mendukung seorang atlet bisa meraih sebuah medali di setiap ajang, termasuk dengan adanya faktor keberuntungan seorang," tutup Sinta. (junius/sir) |
Membandingkan Indonesia dengan negeri tetangga sebelah. Posted: 18 Oct 2010 02:32 PM PDT Dahulu saya menganggap bahwa apa yang digembar gemborkan tentang kehebatan dan kemajuan negara tetangga terdekat kita Malaysia dan Thailand adalah terlalu dibesar-besarkan. Memang faktanya dan bukan omong kosong tapi saya tidak begitu yakin bisa seheboh dan sehebat yang diberitakan orang atau media. Saya mungkin pada saat itu masih berpikiran 15 bahkan 20 tahun setback ke belakang. Disaat begitu jayanya negara kita. Prestasi olah raga yang hebat, kemajuan iptek yang unggul, keindahan dan kekayaan alam yang luar biasa. Mata dan pikiran saya sekejap terkesiap ketika pertama kali menginjakan kaki di Malaysia di tahun 2010. Negara ini begitu maju dengan berbagai sarana dan infrastuktur yang membuat penduduknya nyaman, merasa aman dan tentram. Unggul manusianya dengan prestasi olah raga yang telah melampaui kita (di olympic games 2008 Beijing lalu untuk perolehan medali, Indonesia masih lebih unggul kecuali dengan Thailand). Tentunya hal ini tercapai berkat kerja keras dan waktu pencapaian yang tidaklah pendek. Pembentukan terlebih dahulu sumber daya manusia yang cerdas dan mumpuni adalah salah satu faktor utama keberhasilan mereka. Seketika saya sadari bahwa Malaysia ternyata telah jauh melesat dalam membentuk negara dan manusia modern dengan sarana fisik yang memadai dan sumber daya manusianya yang unggul. Sejarah menulis bahwa Malaysia belajar banyak dari Indonesia, itu memang benar. Belajar secara benar-benar dan sungguh-sungguh untuk memajukan bangsa serta mensejahterakan rakyatnya adalah tujuan utamanya. Bangsa Indonesia dalam hal ini telah kalah skor. Cerita beralih ketika saya mendapat kesempatan untuk mengunjungi negara pagoda Thailand. Kota yang saya datangi adalah Bangkok. Di benak saya, Bangkok tak lebih seperti Jakarta yang padat, polusi dan macet. kemacetan adalah makanan sehari-hari penduduk metropolitan Bangkok (pada saat itu). Ternyata kota Bangkok dengan sistim transportasi massalnya mampu mengurai kemacetan yang sering terjadi di kota ini. Sistim transportasi subway, monorail, sungai dan bus telah terintegrasi dengan baik, nyaman, aman dan murah. Kota tertata dengan baik dan bersih. Ternyata Thailand juga telah mendahului Indonesia dan kita kalah skor juga. Kesungguhan dan keseriusan adalah kunci dari keberhasilan mereka. Sumber daya manusia yang pintar juga pilar kesuksesan dalam menuju perubahan. Membandingkan fisik Indonesia dengan kedua negara tersebut memang sungguh jauh berbeda. Memang kita sudah ketinggalan jauh, tetapi dengan luas area dan jumlah serta keberagaman penduduknya, kondisi geo-politis Indonesia yang naik turun mempunyai tingkat kesulitan dan komplikasi yang lebih tinggi daripada kedua negara tersebut. Persoalan meraka juga tidak gampang tetapi kita memang sudah sangat kerepotan. Pada kenyataanya bahwa kita mempunyai sumber daya yang sangat memadai. Hasil alam yang berlimpah, jumlah penduduk yang besar adalah modal yang cukup untuk membuat Indonesia negara yang maju dan dapat bersaing dengan negara2 tetangga sebelah kita. Tetapi penghambat kemajuan adalah ciptaan kita sendiri. Sistim yang rapuh dan amburadul yang telah menciptakan monster2 yang merenggut kesempatan bangsa ini untuk melangkah maju. Sistim ini telah menciptakan korupsi yang sangat akut dan menyengsarakan, pendidikan yang carut marut, kesejahteraan rakyat yang timpang, keadilan yang pilih kasih, persatuan yang tercabik, sikap malas dan anti kerja keras dan lain sebagainya. Sistim juga yang telah membuat manusia Indonesia semakin terlena sehingga sumber daya yang ada bukan untuk mensejahterakan rakyat banyak akan tetapi justru malah banyak menyengsarakan rakyatnya. Kondisi ini jelas tidak bisa menjadi pondasi yang kokoh sebagai landasan pembangunan untuk mencapai bangsa yang maju dan sejajar sederajat dengan negara-negara tetangga kita . Untuk bisa melesat maju seperti kedua negara tetangga ini terlebih dahulu penyakit2 kronis haruslah dibasmi dari muka bumi Indonesia. Memang bukanlah perkara mudah tetapi dengan kemauan dan kerja keras pastilah kita bisa berjaya kembali dan ini bukanlah sebuah kemustahilan. 50 tahun atau satu abad YAD siapa bisa menerka ? Mengharapkan hasil instan dalam waktu yang singkat tidaklah bakalan menghasilkan output yang baik. Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah mempersiapkan anak-anak kita dengan bekal pengetahuan dan moral yang baik dan kuat sebagai sumber daya manusia unggulan Indonesia di masa yang akan datang. Masa depan kemajuan dan kehebatan bangsa ini adalah tongkat estafet yang diberikan oleh generasi kita kepada generasi anak2 kita. Bukanlah kita mencoba untuk melepas tanggung jawab, tetapi justru dengan mempersiapkan generasi penerus yang unggul, moral dan mental yang kuat serta berotak pintar adalah bukti tanggung jawab kita sebagai generasi sekarang terhadap kelangsungan masa depan bangsa ini. Memang bangsa kita sekarang ini sedang terpuruk tetapi janganlah kita bersikap pesimis karena dengan begitu maka semakin hancurlah bangsa ini. Bersikaplah optimis dan dengan penuh keyakinan sebagai booster, pondasi mental semangat pantang menyerah serta bekerja keras yang justru diperlukan untuk memajukan bangsa ini. Cahaya di ufuk memang sudah memudar tetapi roda hari akan berganti dengan cahaya baru di ufuk lain yang memberi kehangatan, cahaya dan gairah hidup baru yang menyegarkan. Semoga cahaya2 itu adalah anak-anak kita kelak. Tags: Add new tag, Indonesia, Malaysia, Thailand |
Streak, Andalan Android Baru Dari Dell Posted: 18 Oct 2010 01:05 PM PDT |
Empat Lifter Latihan di Korsel Posted: 18 Oct 2010 01:01 PM PDT JAKARTA (SINDO) – Empat lifter pelatnas Asian Games 2010 mendapatkan kesempatan emas menjalani latih tanding di Korea Selatan (Korsel), 21 Oktober–12 November mendatang. |
Karate Indonesia Dijajal Malaysia Posted: 18 Oct 2010 01:01 PM PDT JAKARTA (SINDO) – Tim karate Indonesia mendapat kesempatan latih tanding dengan Malaysia. Mereka akan berbagi pengalaman melalui try out di Hall D Gelora Bung Karno hari ini. |
9 Negara Asing Ramaikan TdI 2010 Posted: 18 Oct 2010 01:00 PM PDT JAKARTA(SINDO) – PB ISSI mendapatkan sembilan negara asing akan tampil di Tour d'Indonesia (TdI) 2010.Mereka akan bertarung sengit dengan 10 tim lokal di sembilan etape dari Jakarta menuju Bali,25 Oktober–4 November 2010. |
Posted: 18 Oct 2010 04:42 AM PDT ISL Look Back. I was away for the weekend hence no real coverage of the events in the Indonesia Super League. It's my excuse and I'm sticking to it. It's pointless reading anything into the ISL standings until at least four games have ... |
Empat Lifter Training ke Korsel Posted: 18 Oct 2010 06:17 AM PDT JAKARTA – Empat lifter Indonesia mendapatkan kesempatan emas sebelum membela Merah Putih di Asian Games (AG) 2010. Mereka akan menjalani pemusatan latihan di Korea Selatan (Korsel), 21 Oktober-12 November 2010. |
Dell Streak Meluncur di Indonesia Posted: 17 Oct 2010 10:26 PM PDT Jumat lalu, Dell Indonesia resmi meluncurkan Streak ke pasar Indonesia. Streak merupakan tablet mungil berbasis Android, dengan ukuran layar 5 inci. Dell Streak didisain untuk menawarkan penggunanya fitur hiburan terbaik, koneksi sosial dan pengalaman navigasi yang menyenangkan kala pengguna melakukan aktivitas traveling. Berbekal layar lebar, tablet besutan Dell ini diklaim sangat ideal untuk memberikan pengalaman lebih kepada pengguna dalam menggunakan widget, games serta bermacam aplikasi di Android Market. Tentu saja tanpa mengesampingkan tingkat kenyamanan dan portabilitas. Tak hanya itu, lewat fitur konektivitas seperti Wi-Fi, Bluetooth, dan jalur data 3G, Dell Streak bakal memudahkan penggunanya melakukan akses download, mendengarkan musik, update di jejaring sosial secara real time dan tetap terkoneksi pada teman serta keluarga melalui e-mail, SMS, IM, dan telpon. Untuk menjamin perfoma, kinerja serta manfaat dari sebuah laptop berukuran saku, Dell Streak dilengkapi prosesor bikinan Qualcomm, Snapdragon berkekuatan 1Ghz. Dell Streak nantinya akan tersedia di beberapa lokasi di wilayah pasar tanah air, yakni di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Medan, Palembang, dan Pekanbaru pada akhir Okober ini. Harga ritel dari Dell Streak berada di kisaran Rp.6.000.000 (untuk warna hitam) dan Rp.6.250.000 (untuk warna merah), tanpa kelengkapan paket data. (Ozi) |
<b>INDONESIA</b> GP Gold – Ratchanok strikes again Posted: 17 Oct 2010 10:51 AM PDT Taufik Hidayat (photo) defeated his younger team-mate, Dionysius Hayom Rumbaka, 26-28, 21-17 and 21-14, to take the title. It was Taufik’s second title of the year and his first at the Grand Prix Gold level since his title in India in the spring of 2009. For Dionysius, this is a more than respectable showing in his first Grand Prix Gold final. Luo and Luo on top Another great match came from women's doubles, where Luo Ying/Luo Yu (China) faced number one seed, Meiliana Jauhari/Greysia Polii (Indonesia). The Indonesian pair looked so strong in the first game and beginning of the second, while the Chinese made a shaky start. Meiliana and Greysia took the first game easily 21-11. They continued to dominate when they led 11-5 in the second and it seemed that they would win the title. However, like the other Chinese ladies pairs, Luo/Luo showed their mental strength and slowly crawled back to tie at 12-12. The Chinese became more consistent and powerful. They kept on attacking Meiliana/Greysia. The more experienced Indonesians fell down several times when they tried to return attacking shots from the teenaged twins, but the Chinese finally won the second game 21-18. |
Posted: 17 Oct 2010 09:07 AM PDT Indonesia Grand Prix Gold 2010 Indonesia Gagal Tambah GelarJakarta, CyberNews. Indonesia gagal menambah gelar juara dalam kejuaraan bulu tangkis Indonesia Grand Prix Gold 2010 yang digelar di Gedung Olah Raga Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur. Setelah memastikan tiga gelar karena partai final memainkan duel sesama wakil Merah Putih, sejatinya Indonesia berkesempatan menambah sebuah gelar lagi. Sayang di partai puncak ganda putri, unggulan teratas Meiliana Jauhari/Greysia Polii dikalahkan ganda nonunggulan China Luo Ying/Luo Yu, 21-11, 18-21, 11-21. Satu-satunya partai final yang tidak diikuti wakil Indonesia adalah tunggal putri. Gelar juara akhirnya disabet pebulu tangkis yunior berusia 16 tahun dari Thailand Ratchanok Inthanon. Di babak pamungkas, dia mengalahkan Cheng Shao Chieh, unggulan empat dari Taiwan dengan skor 21-12, 19-21, 21-16. Tiga nomor lainnya telah dipastikan menjadi milik wakil tuan rumah. Ganda putra Mohammad Ahsan/Bona Septano mengalahkan unggulan teratas Yonatan Suryatama Dasuki/Rian Sukmawan. Memenangi set pertama 21-16, Ahsan/Bona akhirnya mengunci gelar setelah lawannya mengundurkan diri di set kedua karena cedera saat kedudukan 18-17. Lalu tunggal putra Taufik Hidayat memenangi partai final melawan Dionysius Hayom Rumbaka lewat rubber set 26-28, 21-17, 21-14. Partai terakhir di ganda campuran, Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir menjungkalkan ganda nonpelatnas Markis Kido/Lita Nurlita 21-11, 21-13. Bagi Tontowi/Lilyana, gelar ini sungguh spesial bagi mereka sebelum berlaga di Asian Games Guangzhou China November depan. Gelar ini merupakan gelar kedua bagi mereka dalam tiga turnamen yang diikuti. Awal Agustus Tontowi/Lilyana berhasil menjuarai Makau Terbuka. Seminggu kemudian mereka menjadi finalis Taiwan Grand Prix Gold. (Wahyu Wijayanto/CN26) |
Posted: 16 Oct 2010 01:23 PM PDT Langkah Pertama "A Hideo Kojima Game" Berikutnya By : LeeYunRain - 15 Oct 2010 Pencipta MGS, Hideo Kojima, tampaknya telah mencapai sebuah awal untuk game selanjutnya. » |
<b>Indonesia</b> Today: SEA <b>Games</b> Council Meeting in Jakarta Posted: 26 Sep 2010 06:45 PM PDT window.setTimeout(function() { document.body.className = document.body.className.replace('loading', ''); }, 10); |
You are subscribed to email updates from full rss indonesia To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar